Teori dan
Kaedah Sejarah
Sejarah.
Seluruh kejadian masa lampau termasuk dalam bidang
kajian/penelitian sejarah: kejadian biasa/penting, peristiwa; incident, event.
Terutama yang mengenai/berkaitan dengan cerita bangsa, masyarakat, individu
secara bererti/bermakna. Huraian terhadap kelahiran, percintaan, kemalangan,
pergaduhan, peristiwa dan eventnya.
Dari sudut teori sejarah terbahagi kepada dua:
1.
Sejarah
sebagai kejadian/event sebenar (history as actuality) ialah sejarah yang
objektif bersifat a priori, utopia.
2. Sejarah as
narrative - sebagai kisah yang telah disusun kembali (reconstruction) oleh para penulis sejarah/historian/sejarawan -
menjadi sejarah yang subjektif:
a). sejarah merupakan gambaran/penilaian penulis (subjeknya).
gambaran yang dibuat melalui indirect observation. Penulis dipengaruhi oleh
unsur-unsur kebudayaan, suasana semasa, pendidikan, ideologi dan keagamaannya.
b). sejarah adalah dari kesan (trace) kejadian, justeru itu
tidak akan sama dengan realitinya. Bergantung
kepada:
n symbol-symbol yang dapat
memberikan informasi kepada pembuat/penulisnya.
n wujud dari rekoleksi dari
apa yang diketahui orang. koleksi tidak lepas dari kecenderungan kolektornya,
kultur/budaya, masanya.
Kebenaran
Sejarah.
Sejarah sebagai Ilmu yang ada objek penelitian;
berkaedah penelitian, bertujuan mencapai
kebenaran; dan disampaikan dengan penyajian yang sistematis.
Apakah kebenaran sejarah?
2. Kata
kebenaran:
i) Kebenaran mutlak suatu kejadian -
hak Tuhan.
ii) Kebenaran = izin/permission.
iii) Kebenaran = undang-undang pengadilan - guilty/not guilty.
iv) Kebenaran = right/wrong - suatu
kejadian.
3. Berkaitan dengan pandangan :-
i) Sejarah yang objektif - kejadian itu
sendiri.
ii) Sejarah yang subjektif - cerita tentang
kejadian.
iii) Kebenaran
Sejarah: menyangkut persoalan proses mendapatkan fakta sejarah.
4. Dari
sudut filsafah, kebenaran bermaksud suatu ciri (karakteristik ) pernyataan arti
tentang sesutau yang benar -
dipersempit pengertiannya pada pernyataan tentang hakikat ada dapat
diexpressi dengan kalimat atau symbol - perlu
dibezakan antara hakikat kebenaran (nature of truth) dan ujian untuk
mendapat kebenaran (the test for truth).
[ Kejadian secara lengkap ].
5. Hakikat
kebenaran dapat dipelajari dari 3 teori.
1.
teori
korrespondan 2. kokeren 3. Pragmatis
1.1 suatu pernyataan itu adalah benar jika
terdapat fakta yang berhubung dengan
hal itu atau mengekpressikan persoalannya.
1.2 suatu pernyataan itu benar - sejauh hal itu
ada dalam satu koheren yang sistematis secara menyeluruh dan setiap element
berhubungan dengan element lainnya = singkatnya, "Kebenaran adalah kokeren yang sistematis".
1.3 suatu pernyataan itu benar sejauh ia dapat
berfungsi dengan memuaskan dan dapat diperkatakan dari pelbagai sudut pandangan.
Dalam test of truth :-
Menolak teori konsistensi dan objektivitas lama -
secara dinamik menolak/menyanggah adanya satu kebenaran saja dalam test of
truth.
Perlu disedari kebenaran dibidang apa yang sedang
dikaji sama ada yang fisikal, metafisik yang abstrak atau empiris.
Kebenaran Sejarah - berkaitan dengan fakta sejarah
dan objektivitas sejarah.
- konsensus
fakta - sejarah bukan fakta dari what actually happen atau fact in itself
tetapi fact dari accepted history yang bersifat relatif, subjektif dan
kontemporer: Istilah Sejarah tidak mempunyai objektif truth tetapi ada
kebenaran yang relatif.
Relativity of History = Objektiviti Sejarah.
Historical truth tidak sama dengan objective truth
kerana historical truth hanya cuba mendekati kebenaran sejarah sebagai actuality (yang objektif). Dari “history as
actuality” kepada “history as record”.
History as a record dengan menyusun kembali fakta
fakta dalam kisah sejarah. Bagi mendekat objektiviti sejarah diperlukan Historian
Critic supaya menghasilkan penulisan sejarah yang baik dan
berkaedah/method.
*
penulisan sejarah tradisional yang membaurkan fakta sejarah dengan unsur-unsur
mitos, legenda, fantasi, estetika seni-budaya, harus diledakkan dengan suatu
penulisan sejarah yang kritis. (traditional history vs. critical history)
sehingga luput unsur-unsur subjektivitas penulis dan kepalsuan.
Kaedah
Sejarah
Kaedah/Method: ialah proses yang dilakukan oleh
sejarawan dalam mengumpul, meneliti, memilih, menyelidik kebenarannya dan
menyajikan fakta sejarah serta interpretasinya dalam susunan yang teratur -
dengan lain perkataan membahas sumber sejarah.
Kaedah sejarah berjalan melalui tiga proses.
1.
Pengumpulan
data/fakta dari jejak-jejak sejarah dan mencari bekas-bekas sejarah yang ditinggalkan oleh peristiwa.
2.
Mengkritik
bahan sumber yang diperolehi.
3.
Analisa
fakta dan penulisannya disusun menjadi kisah sejarah (naratif).
Asasnya kaedah sejarah itu membolehkan penyusunan
kembali fakta-fakta dalam kisah. Rekonstruksi fakta dalam sejarah adalah secara
mudah adalah seperti berikut:
-
Seleksi: memilih fakta yang relevant dengan topik.
-
Serialisasi (mengikut urutan kejadian/peristiwa)
1)
chronology
2)
causative
3)
Imaginative - analogy.
- Mendapatkan
Historical explanation/telling history.
Dengan bahasa yang ilmiah
:
1. Sejarah mungkin menghindarkan keraguan;
2. Mengurangi subjektivitas.
Fakta.
Definisi - pengetahuan yang benar (betul) mengenai
sesuatu kejadian itulah yang disebut
fakta atau merupakan suatu fakta. Kejadian-kejadian harus diolah supaya
menjadi pengetahuan yang berupa fakta. Ia "berbeda" dari kejadian itu
sendiri. Ia merupakan kesedaran kita terhadap sesuatu kejadian itu.
Fakta berpunca dari accepted-history, iaitu
pengetahuan sejarah yang telah dipersetujui bersama.
Dalam menyusun sesuatu kompleks pengetahuan, para
peneliti akan sampai kepada suatu pengetahuan bersama (konsensus) yang seragam
dan tidak perlu dibahas lagi, iaitu suatu keseragaman fikiran kita tentang
hal-hal sekitar kejadian; kemudian
menjadi pengetahuan bersama dengan persetujuan
bersama tanpa persoalan lagi. Lazimnya diperolehi dari peneliti
generasi-generasi sebelumnya secara akumulatif
untuk diwarisi (pengetahuan) kepada generasi sebelumnya.
Dengan lain perkataann, fakta ialah informasi
tentang sesuatu kejadian yang diolah oleh sejarawan berdasarkan statement-statement sejarah (pernyataan
sejarah) yang sampai kepadanya.
Sesungguhnya fakta bukanlah kejadian itu sendiri
atau bukan pula merupakan suatu penjelasan yang lengkap mengenai sesuatu
kejadian. Sejarawan perlu menyusun kembali fakta-fakta dan sebagainya supaya
menjadi/membentuk suatu cerita sejarah.
Sejarah sebagai kisah harus dipelajari/dijelaskan
melalui:
1. Aspek generik - (l/belakang) dinamikanya, the becoming.
2. Aspek statiknya - the being - kejadian semasa (what)
3. Aspek interpretatif, why? how?
4. Aspek diskriptif, when, where, who?
Guna accepted History ialah untuk melihat masalah
yang belum dikaji - mengungkap yang baru, approach/pendekatan baru, dengan
analisa, pungutan baru dan suatu
kritik.
FACT =
ACCEPTED HISTORY, HARD FACT, HISTORICAL TRUTH.
Sejarah
sebagai ilmu:
Sejarah ada objek, method, objektif /kebenaran &
penulisan bersistematis.
- Objek penelitian sejarah
sangat luas : seluruh kompleks kejadian masa lampau yang terdiri dari unit-unit yang berjalinan antara satu sama
lain kemudian membentuk satu kesatuan/uniti.
·
[Kejadian:
Sejarah Umum Universal perlukan unit - khusus
tidak perlu unit.]
Oleh kerana penentuan unit kajian bersifat relatif
dan bertujuan untuk memudahkan sejarawan menyusun kembali sejarah - maka
kriteria (batas ukur) unit dapat ditentukan dari beberapa bentuk: seperti batas
unit negara, masyarakat & peradaban, kebudayaan, jangka masa dll. Unit
masyarakat sesuai dengan
Malaysia/Indonesia. Majmuk/masyarakat lokal sebagai sub-kultur.
2. - Kajian sejarah khusus pun meliputi bidang yang
sangat luas: seluruh kompleks kejadian masa lampau - tetapi membentuk kesatuan
(unity) dalam unit tersendiri dari kejadian-kejadian masa lampau dan
sebagainya.
* [Olah
konsepsi kejadian masa lampau - tradisional/moden]
Persoalannya, bagaimanakah sejarawan memilih bidang
yang ingin ditulisnya kembali menjadi suatu sejarah? Proses pemilihan tidak
mudah kerana seluruh bidang kehidupan manusia adalah ruang sejarah yang perlu
dihuraikan menurut laras (pola) dan pendekatan ilmu sejarah.
Konsep kejadian masa lampau.
- Al
Kisah =
Peristiwa
- Kala
Sahibul Hikayat = Kejadian
-
Peristiwa =
Kisah
-
Riwayat =
Event
-
Ceritera/Cerita =
Incidence
- Khabar
(membawa) = Happen
# Disusun
kembali - rebuild +
menjelas + teliti
Ditulis
kembali - rewrite +
huraian + olah
Dijelaskan kembali -
reconstruction + tinjau + garap
Dikisahlan kembali -
(direkonstruksi) + kaji + analisis
# Mengenai
pola sejarah:
1. -
Perkembangan + Pergerakan
+ Unikness
+ Development } Proses: Kesinambungan
>> Perubahan +
Changes) >> Perubahan.
2. Peristiwa khusus - Why terjadi? Bagaimana?
3.
Pertelingkahan/Konflik:
kepentingan. (Pergeseran, pertentangan) - gerakan.
4. - Ketokohan.
#
Pendekatan/Approach:
-
Historis - 1) Deskriptif 2) Analitis.
-
Sosiological Approach; Behaviour Approach.
-
Interpretasi Ekonomic.
-
Interpretasi Politik.
- Multi
dimensional Approach.
- Inter
displinari Approach.
-
Biografical Approach.
-
Problem Oriented - Thematic Approach.
-
ancillary disciplines - ilmu tambahan.
-
auxiliary disciplines - ilmu bantuan.
Leaving no
stone unturned in its investigation.
Pendekatan
Sejarah
1. Pendekatan Ilmu Sosial, Alam, Kemanusiaan.
Perlukan Ilmu Bantu.
- Geografi; Ekonomi: Psikologi; Sosiologi; Ilmu
Politik; Anthropologi.
2. Penelitian.
i) Perpustakaan - Bacaan
sementara/tetap/khusus
ii) Kerja lapangan - dokumen -
Manusia yang masih hidup
3. Arkib.
PENULISAN
SEJARAH
n Penulisan sejarah naratif (deskripsi
naratif) hanya perlu memakai seleksi berdasarkan common sense tidak memerlukan teori dan konsep-konsep ilmu sosial.
n Sebaliknya penulisan sejarah
yang terbentuk deskripsi analitis, sejak awal kerja-kerja penuliannya
memerlukan alat-alat analitis.
Kerangka (logis) penulisan Sejarah.
Peristiwa mimpi - memori direalisasi tanpa kemahuan
dan kesedaran - tiada urutan waktu, kejadian tidak bersiri (meloncat-loncat),
tidak logik hubungannya/tiada kerangka (struktur), tidak tersusun.
Penyusunan cerita sejarah perlu mengikut beberapa
prinsip organisasi, antara lain:
1. Cerita dalam urutan kronologis (awal-akhir)
2. Fakta-fakta peristiwa - perlu ada penentuan
fakta kausal (penyebab); fakta
peristiwa; fakta akibat serta multikausa litas/kondisi dari situasi yang
mencetuskan terjadinya peristiwa.
3. Huraian deskriptif-naratif perlu ada proses
serialisasi (menentukan urutan kejadian).
4. Dua peristiwa (atau lebih) yang terjadi
serentak (simultan) perlu dikisahkan secara terpisah.
5. Peristiwa yang kompleks; terjadi
atas banyak kejadian-kejadian kecil, perlu diseleksi, sorot yang dipandang penting.
6. Unit waktu dan ruang dapat dibagi atas
sub-unit - tanpa menghilangkan kaitannya dalam kerangka suasana yang terjadi.
7. Untuk menstruktur waktu perlukan
periodisasi (pembabakan) berdasarkan kriteria tertentu/ciri khas periode
tersebut.
8. Peristiwa-peristiwa dengan lingkup
waktu dan ruang yang luas perlukan pembabakan atas episod-episod : Contoh satu
: gerakan sosial : masa awal dalam keresahan sosial; muncul
pemimpin dan ideologi; masa konflik,
konfrantasi; masa reda (penyelesaian).
9. Perkembangan ekonomi sering
memperlihatkan gelombang pasang- surut (konjunktur); perubahan sosial memakan
masa yang lama sebelum tampak perubahan. Strukturnya: Perubahan mendadak, total
dan radikal disebut revolusi; * perkembangan historis ada iramanya tersendiri,
berbeza dari perkembangan evolusioner menurut teori evolusi.
10. Perkembangan metodologi sej.
mutakhir tidak hanya mementingkan deskriptif
naratif tetapi banyak menyusun deskriptif analisis * tema, topik dan
permasalahan menjadi penting dalam penulisan.
Tiga Dimensi Sejarah.
1. Science/Ilmu - Methodologi
2. Sebagai Pemaparan -
Art of Hist. Hist. Writing.
3. Sebagai Makna/Erti - Philosopy
of Hist.
Bidang
sejarah.
Kategori -
Old, New dan Critical.
1. Sejarah naratif : deskripsi tentang masa
lampau/cerita.
2. Sejarah non-naratif : berpusat pada masalah
(problem-oriented)
- meminjam
konsep-konsep ilmu sosial;
-
mengungkap pelbagai tingkat/dimensi realitas sej;
- pilih
satu atau sekelompok;
-
dihuraikan secara sistematis mungkin.
- Tidak
pilih politik-politik besar
- Tidak
pilih keunikan
- lebih
kepada keperluan perbandingan dengan fakta-fakta lain
* diungkapkan pola-pola; kecenderungan;
serta arah perkembangan yang umum [c.f. generalisasi]
- tanpa
mengurangi bidang sej. konvensional, atau biografi. Ilmu sejarah menepati
kedudukan yang baik untuk mengolah tipikal (tipe) sumber- sumber tertentu ,
tipikal masalah-masalah tertentu; dan tipikal period-period tertentu.
*
Perkembangan sejarah :-
- Historis
benda.
-
Uniqeness - kejadian-kejadian, tindakan-tindakan serta tokoh-tokoh.
-
perkembangan, kelangsungan, perubahan.
-
neo-saintifik :
i) berusaha menghuraikan
struktur yang menjadi kerangka proses sej.
ii) cenderung untuk meneliti soal-soal sosial dan ekonomis c.f. politik.
+ Proses
pemilihan (pp) dlm menyusun kembali peristiwa Sejarah.
- pp
digunakan untuk keperluan analisis dan sintesis bagi membuat pembatasan
(limitasi) yang mencukupi.
- pp harus
menggunakan kriteria/sebagai standard pengukur.
Pembatasan, antara lain dilakukan berdasarkan.
1. Skop tema/permasalahan (spasial/temporal)
- sisihkan tema jika tidak memadai; tema
dan cerita yang menarik perlu ditinggalkan (buang) jika tidak relevan dengan
topik yang dikaji.
2. Pendekatan/approach menentukan juga
seleksi konsep dan teori yang berkaitan.
3. Logis dalam kerangka teoritis/konseptual.
4. Sejarah struktur lebih menekankan analisis
strukturalnya dari menkisahkan proses ia menstruktur. * tidak banyak data kejadian.
5. Ruang luas/data banyak perlu seleksi yang
tepat kriterianya.
Tokoh
Sejarah.
1. Ketokohan :
a) Riwayat Hidup - lahir - meninggal.
b) Sifat peribadinya - personalitinya.
c) Pendidikannya - Seb. satu pencapaian (kejayaan).
d) Sumbangan dalam bidang tertentu.
e) Peninggalan/Kerja - kesannya.
2. Tokoh-tokoh Filsafat Zaman Moden Eropah :
1.
Bassuet (1637-1704) 5. Conte (1794-1857)
2.
Voltaire (1694-1778) 6. Hegel (1770-1831)
3.
Turgot (1727-1781) 7. Karl Marx (1818-1853)
4.
St. Simon (1760-1825)
Pandangan Bassuet misalnya, melihat sejarah
berdasarkan tesis, "bahwa jalan sejarah manusia dibimbing oleh Tuhan
(Pengurusan Illahi)" - Providensi
vs. Kekacauan. Justeru itu:
*
Sejarah belum terjadi kerana akal dan kebenaran.
- nafsu
dan kepentingan menjadi motif pokoknya.
-
kejahatan menang sedang kebaikan mengalami kegagalan.
*
Manusia harus sabar menunggu masa kekacauan yang sementara itu.
Voltaire dalam tulisannya berjudul "Essai"
memberi pandangan filsafat sejarah yang pertama iaitu wujudnya emansipasi ke
atas interpretasi sejarah secara theologis - baik dalam asas, kaedah (method)
dan isinya.
- Visi
(sudut pandangan) filafah sejarah yang tradisional ditolak oleh beliau.
- Menurutnya,
"Tuhan telah menarik diri dari mengatur sejarah, walaupun Tuhan masih
mungkin dapat mengaturnya, tetapi tidak dengan mencampurinya"
- Kepercayaan (Keyakinan) keagamaan adalah sudut pandangan
yang berlebihan untuk memberi erti kepada perkataan sejarah.
- Bimbingan Tuhan (Providensi) sebagai pimpinan/sejarah
diganti oleh (visi) kemajuan.
- Sejarah bukan lagi pertentangan antara kebaikan dan
kejahatan tetapi pertentangan antara (yg) mengerti dan tidak mengerti.
- Sejarah
sutji (ketuhanan) dipisahkan dari sejarah profan (kemanusiaan)
- Injil sebagai sumber sejarah, tidaklah ianya dari
sumber-sumber sejarah profan yang lain.
Filsafat sejarah yang dimulai oleh Voltaire
merumuskan: Tujuan Sejarah ditentukan oleh akal kita sendiri untuk memperbaiki
kendiri hidup manusia, iaitu mengurangi kebodohan mereka - agar dapat hidup
lebih baik dan lebih bahagia.
Sumber-sumber
Sejarah.
1.
Langkah-langkah persiapan untuk melakukan penelitian Sejarah:
i. Memilih
tajuk atau/dan persoalan-persoalan yang
hendak dijelaskan.
Pemilihan tajuk sama ada
atas dasar: tajuk itu belum ditulis/dikaji, atau perlu ditulis kembali, atau
persoalannya menarik/menimbulkan minat kepada pengkaji, dan mempunyai
sumber-sumber yang mencukupi.
ii.
Pengkaji perlu menyediakan
a) suatu
pendekatan/approach - untuk menggarap persoalan yang dihadapi - [memerlukan
ilmu bantu (auxilary sciences) ].
b) menyediakan
tema-tema yang tepat/unggul mengenai
tajuk - sebagai pengikut seluruh perbincangan.
iii. Mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan
bagi menjejaki kesan-kesan suatu peristiwa/kejadian yang ingin diteliti :-
-
dalam bentuk lisan (temubual)
-
benda-benda: senjata, bangunan, peralatan dll.
-
bahan bertulis/dokumen.
Proses pengumpulan ini disebut heuristik.
2. Jenis
Sumber: dokumen.
Sumber Pertama } Primary.
Sumber Kedua } Secondary.
- Dokumen
dalam dua bentuk: Rasmi/tidak rasmi.
Dokumen peribadi, perjanjian, pemerintah - dokumen
lazimnya tersimpan di Arkib Negara - yang bersifat rahsia tidak dibuka kepada
umum sehingga satu-satu jangka masa tertentu:
25 thn/50 thn.
- terdapat di London, Leyden,
Indonesia, Singapore, dll.
- Sebelum informasi dari sumber diperoleh
- sumber perlu dikritik.
3. Kritik Sumber.
- bertujuan untuk menganalisis dan menilai sumber-sumber
dan mengumpul informasi daripadanya.
+
Berdasarkan dua aspek: ekstern/instern (dalaman/luaran).
Kritik sumber - dari dua aspek :-
i)
Kritik
Luaran (extern) bagi mengesahkan authenticity - keaslian sumber.
ii)
Kritik
Dalaman (intern) bagi mengesahkan credibility - kesahihan fakta.
a) Kritik extern - utk
mengetahui asli atau tidaknya sesuatu sumber -
adakah asli/palsu; lengkap, sempurna
atau sebahagian atau telah diubah ?
n sumber asli lebih tinggi
nilainya dari tiruan (dgn analisa sumber).
n sempurna/tidaknya suatu
sumber - dengan kritik teks (salinan lengkap dianggap asli).
b) Kritik intern -
membuktikan kesahihan fakta dari sumber tsb (kredibiliti) dapat dipercayai .
- dengan perbandingan
dari lain-lain sumber.
- kejujuran penulisnya
apakah dpt dipercayai:-
? a) Apakah ia mampu meberikan kesaksian.
? b) Apakah ia mahu meberikan kesaksian yang
benar.
4. Informasi (data-data
Sejarah) yang didapati kemudiannya dikumpulkan dikritik dan diinterpretasi
mendapatkan fakta-fakta sejarah.
- Data-data/Informasi yang
dikumpul meliputi: what, when, where, who & how: [ 4W+1H ] + Why?
* - data sejarah tidak sama dengan fakta.fakta sejarah dapat
dibuktikan kebenarannya dengan kesaksian yang cukup.
- fakta sejarah belum merupakan kisah sejarah, jika disusun
secara kronologis ia merupakan satu kronik (belum sejarah)
* - Pelbagai
unit fakta harus disusn dan dikaitkan antara satu sama lain dalam kesatuan yang
harmonis dan masuk akal - [Kejadian
yang satu harus dimasukkan dalam konteks kerseluruhan peristiwa yang
melingkunginya] - untuk menjadi suatu cerita sejarah.
Penjelasan
Sejarah (Historial Explanation).
- Dari
sumber-sumber informasi dan data-data dikumpulkan - Kemudian diinterpretasi untuk mendapatkan fakta-fakta sejarah.
- Data
tidak sama dengan fakta - kerana setiap fakta dapat dibuktikan kebenarannya.
- Walau
bagaimanapun fakta-fakta belum merupakan kisah sejarah - jika disusun secara
kronologis baru merupakan satu kronikel (cronicle).
* Untuk
menyusun suatu (cerita) sejarah - pelbagai unit fakta perlu disusun dan
dikaitkan antara satu sama lain dalam kesatuan yang harmonis dan masuk akal
(intelligible)/satu-satu (tiap satu unit) kejadian harus dimasukkan dalam
konteks keseluruhan peristiwa yang melingkunginya.
*
Persoalan: Apakah yang perlu dijelaskan dalam penulisan Sejarah ? Atau dalam
menyusun cerita Sejarah.
Penjelasan Sejarah (Historical Explanation).
- Satu unsur penting dalam sejarah (penulisan)
-
Penulisan Sejarah tidak hanya penceritaan butir-butir kejadian tetapi
menghuraikan juga sebab-musabab mengapa peristiwa/kejadian itu berlaku? 4WH/W.
A) Dari
sudut Kaedah Sejarah.
Usaha pencarian sebab-musabab ini
disebut causation - dianggap inti dari penulisan sejarah. Kata EH Carr," Bahwa Kajian Sejarah
adalah satu kajian sebab musabab".
- NB.
Pendekatan sejarah tersebar dengan Sains semulajadi (natural sains).
B)
Jenis-jenis
penjelasan:
Soal penjelasan ini telah
disedari sejak zaman 2,500 tahun lalu:Herodotus (pengasas Ilmu Sejarah) - dalam
Historis menyatakan kajiannya bertujuan untuk menceritakan. "tindakan-tindakan yang penting dan mengkagumkan" oleh
orang Yunani dan Farsia, disamping menjelaskan mengapakah mereka berperang.
Contoh:
Perang Farsi - didorong oleh
tindakan agresif Raja Darius, Croesus dan Xersces untuk meluaskan Tanah
Jajahan dan membalas dendam terhadap orang-orang yang menyinggung hati mereka.
Di samping faktor individu Herodotus juga
menyodorkan faktor pertembungan dua kebudayaan yang bertentangan:Barat (Yunani)
vs. Timur(Parsi) antara Pemerintahan:
Demokrasi vs. Diktator (authoritarian).
Herodotus melihat unsur-unsur manusia dalam kejadian
sejarah disamping unsur ajaib memang berperanan dalam hal ehwal manusia: iaitu
- menghukum mereka yang bersifat angkuh, melakukan dosa
atau memiliki harta secara berlebihan.
- Pandangan tsb. berkait rapat dengan kepincangan
"nemesis" Yunani (pembalasan) ( hukuman) terhadap/ke atas sikap
hubsis (cemburu).
# Kekalahan Parsi adalah disebabkan oleh sikap angkuh dan
cemburu raja-raja Parsi.
C)
Ciri-ciri penjelasan Sejarah (dari huraian Herodotus).
1.
Faktor
dorongan sesuatu tindakan Sejarah ialah niat/hasrat/keinginan
manusia untuk mencari kemashyuran, memperkukuhkan kedudukan politik, menghukum
atau membalas dendam/menuntut bela.
2. Penentu kejadian Sejarah ialah individu sedangkan orang
banyak/rakyat hanya sebagai menaikan kehendak pemimpin sahaja.
3. Kebudayaan bukan pencetus perang (seperti
pendapat Herodotus) tetapi dapat menyediakan satu suasana/latar belakang
sementara menunggu sebab-sebab khusus untuk mencetuskan
perang/pertikaian.
4. Penjelasan dari sudut kepercayaan tidak
rasional - pandangan ini ditolak
oleh Thucydides - menolak sama sekali
peranan tuhan dan kuasa ajaib dalam mencetuskan kejadian-kejadian
sejarah.
Bidang
Penelitian sejarah.
Kejadian dan Kegiatan manusia masa lampau baik:
mengenai perkembangan kehidupan, pemikiran dan penemuan (warisannya) ilmiah mereka. Seperti :-
1. Ethnohistory, Cultural History, Biography, Political History (konservatif),
Economic History.
2.
Sosial History; bussiness History; Family Hist.
Bagi
kerja-kerja penulisan, pengkaji perlu menentukan sesuatu topik yang ingin
ditulisnya,
berdasarkan :
- Topic
yang ada potential.
- Topic
yang menarik, diminati dan intelek/ilmiah.
- Judul yang singkat, loose (bayangan
isi).
Bagi menentukan batas-batas perbincangan, pengkaji
perlu menghadkan skop kajiannya :-
menghadkan skop persoalan (topik)
yang ingin ditulisnya; skop temporal (periode) yang digarapnya, dan skop spasial (ruang) yang dirangkum dalam perbincangannya.
Disamping itu pengkaji perlu memikirkan beberapa
thema yang dapat mengikat seluruh perbincangannya. (Bincangkan apakah tema dan
keperluannya dalam penulisan - jelaskan
dengan contoh-contoh) menjadi satu kesatuan/uniti Sejarah.
- sisih
bukan thema-thema yang tidak memadai
- tema yang menarik perlu dibuang apabila tidak relevan dengan
topik yang dikaji.
+ Unit
Sejarah - Penulisan Sejarah Umum Universal (Dunia).
A. Bidang,
Unit dan Uniti Sejarah.
Bidang sej. suatu kompleks yang sangat luas -
tersusun dari unit-unit kejadian masa
lampau dalam satu uniti sejarah, baik
sejarah yang objektif (kejadian sebenar), mahupun sejarah yang subjektif
(cerita/Sejarah sebagai kisah).
- Bagi
menyusun kembali sejarah yang umum/universal sejarawan memerlukan ukuran unit
tertentu dalam penelitiannya (kejadian
khusus tidak).
- Toynbee
menggunakan balas ukuran (kriteria) masyarakat dan peradaban dalam menentukan
unit-unit pengkajian Sejarah kerana
menurutnya, "manusia tidak dapat hidup di luar masyarakat".
- Beliau
menolak batas ukuran negara untuk digunakan sebagai unit-unit pengkajian
Sejarah kerana tidak dikisahkan secara tersendiri tanpa terlepas dari
negara-negara lain - begitu pun dengan batas ukuran kebudayaan.
2. Dengan pandangan tersebut apakah ini dapat
diserapkan secara langsung dalam
menentukan unit-unit sejarah masyarakat disesuatu tempat ?
a.
Perlu pertimbangan:
-
Sejarah Dunia yang Umum Universal vs. Khusus/Malaysia.
- Apakah satu-satu masyarakat itu
cukup menonjol untuk dibandingkan antara satu sama lain (ada hub).
-
Apakah dapat membentuk satu unity.
b. Langkah ini diambil bertujuan bagi memudahkan seseorang mempelajari Sejarah dan dapat pula
menentukan batas-batas temporal dan spatial dari unit-unit tersebut.
c.
Dalam unit waktu kita tidak dapat memisahkan diri dari masa lampau [masa
tidak dapat potong seperti objek material khas] kerana masa sekarang (bagian
waktu yang kita alami/rasakan) - hanyalah perpanjangan kelanjutan dari masa
lampau - sebagian masih tampak ditengah-tengah kehidupan kita. [Contoh: gangga
muda - alim tua.]
* Tidak mungkin memisahkan waktu dalam unit yang terputus-putus sama sekali - cuma
meletakkan mercu tanda pemisahan.
d.
Unit spatial // sama dengan soal negara sebagai ukuran - tempat.
* Tidak ada yang mutlak - subjektif.
e.
Kembali kepada fungsi pengunitan Sejarah - untuk memudahkan kita
memahami sej. dalam satu uniti -
* Dapat menjalankan penelitian
Sejarah Malaysia (cadangkan) Masyarakat dalam satu lokalitas - sebagai satu
unit yang bersifat micro-historis.
Kesimpulan:
Dengan
bertolak dari satu sejarah lokal -ke satu sejarah lokal lainnya akan ditemukan
satu uniti yang meliputi unit waktu dan proses historis masyarakatnya termasuk
budaya yang merupakan sub-kultur dari kebudayaan negara.